BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.
BERCAK
MONGOL
a. Definisi
Bercak
Mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah
sakral, walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol
biasanya terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika,
kadang-kadang terjadi pada anak-anak dengan orang tua mediterania.
Bercak
mongol adalah bercak berwarna biru yang terlihat di daerah lumbo sacral pada
bayi yang memilki pigmentasi kulit (kulit berwarna), warnanya seperti memar.
Bercak mongol adalah lesi-lesi muskular berwarna abu-abu atau biru dengan batas
tepi bervariasi, paling sering pada daerah prasakral, tapi dapat juga ditemukan
di daerah posterior paha, tungkai, punggung, dan bahu.
Bercak mongol adalah bercak berwarna
biru yang biasanya terlihat di bagian sakral, walaupun kadang terlihat di
bagian tubuh yang lain. Bercak mongol biasanya terjadi pada anak-anak yang
dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika, terkadang juga terjadi pada
anak-anak dengan orang tua Mediterania.
b.
Etiologi
Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir,
warna khas dari bercak mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung
melanin pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari krista neuralis
ke epidermis. Lebih dari 80% bayi yang berkulit hitam, orang Timur dan India
Timur memiliki lesi ini. Sementara angka kejadian pada bayi yang kulit putih
kurang dari 10%. Lesi-lesi yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat yang
tidak biasa cenderung tidak menghilang.
Hampir 90% bayi dengan kulit berwarna
atau kulit Asia (Timur) lahir dengan bercak ini, namun pada bayi Kaukasia hanya
5%. Lesi ini biasanya berisi sel melanosit yang terletak di lapisan dermis
sebelah dalam atau di sekitar folikel rambut yang terkadang tersebar simetris,
tetapi dapat juga unilateral. Bercak ini hanya merupakan lesi jinak dan tidak
berhubungan dengan kelainan-kelainan sistemik.
Bercak ini akan hilang dengan sendirinya
pada tahun pertama dan kedua kehidupannya. Bidan harus dapat memberikan
konseling pada orang tua bahwa bercak mongol tersebut wajar dan akan hilang
sendiri tanpa pengobatan, sehingga orang tua tidak perlu khawatir terhadap
keadaan bayinya.
c.
Tanda
dan Gejala
Tanda lahir ini biasanya berwarna
cokelat tua, abu-abu batu, atau biru kehitaman. Terkadang bintik mongol ini
terlihat seperti memar. Biasanya timbul pada bagian punggung bawah dan bokong,
tetapi sering juga ditemukan pada kaki, punggung, pinggang, dan pundak. Bercak
mongol juga memiliki ukuran yang bervariasi, dari sebesar peniti sampai
berdiameter enam inchi. Seorang anak bisa memiliki satu atau beberapa bercak
mongol.
Biasanya
bercak mongol ini terlihat sebagai:
1. Luka
seperti perwarnaan;
2. Daerah
pigmentasi dengan tekstur kulit yang normal;
3. Area
datar dengan bentuk yang tidak teratur;
4. Bercak
yang biasanya akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun; dan
5. Tidak
ada komplikasi yang ditimbulkan.
d.
Penatalaksanaan
Bercak mongol biasanya menghilang di tahun pertama,
atau pada 1-4 tahun pertama sehingga tidak memerlukan penanganan khusus. Namun,
bercak mongol multipel yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa,
cenderung tidak akan hilang dan dapat menetap sampai deawasa.
Sumber lain mengatakan bahwa bercak
mongol ini mulai pudar pada usia dua tahun pertama dan menghilang antara usia
7-13 tahun. Terkadang juga menghilang setelah deawasa. Sebagian kecil (sekitar
5%) anak yang lahir dengan bercak mongol masih memiliki bercak mongol hingga
mereka dewasa. Bercak mongol ini biasanya tidak berbahaya dan tidak memerlukan
perawatan ataupun pencegahan khusus.
Nevusota (daerah
zigomatikus) dan nevus ito (daerah sklera atau fundus mata atau daerah delto
trapezius) biasanya menetap, tidak perlu diberikan pengobatan. Namun, bila penderita
telah deawasa, pengobatan dapat dilakukan dengan alasan estetik. Akhir-akhir
ini dianjurkan pengobatan dengan menggunakan sinar laser.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan
oleh bidan dalam hal ini adalah dengan memberikan konseling pada orang tua bayi.
Bidan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan bintik mongol, menjelaskan
bahwa bintik mongol ini akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun dan
tidak berbahaya serta tidak memerlukan penanganan khusus sehingga orang tua
bayi tidak merasa cemas.
2.
HEMANGIOMA
a.
Definisi
Hemangioma merupakan jenis kelainan pembuluh darah.
Orang mengenalnya sebagai tanda lahir atau birthmark. Dijelaskan oleh dr. Edi
Setiawan, Sp. A(K), hemangioma adalah tumor pembuluh darah. Walau disebut
tumor, hemangioma tak selalu berbentuk benjolan seperti tumor pada umumnya.
Hemangioma bisa dijumapai pada bayi baru lahir. Hemangioma infantile kebanyakan
muncul pada minggu pertama kehidupan anak dan memiliki pola pertumbuhan yang
dapat diprediksi.
b.
Etiologi
Pola
pertumbuhan hemangioma dibagi dalam 3 fase atau tahapan:
1. Fase
proliferative atau masa pertumbuhan secara cepat terjadi pada 6-12 bulan.
2. Proses
penyusutan yang mulai melambat di usia 1-7 tahun.
3. Tahap
tidak tumbuh lagi.
Tumor
tersebut akan mengalami kemunduran secara komplet pada sekitar 50 persen anak
di usia 5 tahun dari 70 persen di usia 7 tahun. penciutan tumor atau involusi
tumor berakhir saat anak berusia 10-12 tahun. yang terlihat hanya sedikit sisa
jaringan lemak. Bahkan, ada pula yang terlihat seperti kulit normal. Hemangioma
3-5 kali lebih sering terjadi pada perempuan dari pada laki-laki. Tumor jinak
pembuluh darah ini juga lebih sering terjadi pada anak kembar. Hemangioma
biasanya tidak diturunkan. Meski begitu, sekitar 10 persen dari bayi dengan
hemangioma memilki riwayat keluarga dengan tanda lahir tersebut.
Rata-rata
usia saat hemangioma muncul adalah dua minggu setelah lair. Namun, pada
hemangioma tipe dalam, tidak bisa dilihat hingga bayi berusia 3-4 bulan. pada
sepertiga bayi, tanda awal hemangioma bisa diamati saat mereka berada di ruang
perawatan anak. Yang perlu diperhatikan, hemangioma tidak muncul saat dewasa.
Lokasi
hemangioma, hampir 60 persen berada di sekitar kepala dan leher. Sekitar 25
persen berada di tubuh da 15 persen terdapat di lapisan bawah kulit ataupun
organ dalam tubuh seperti hati, saluran pencernaan, dan otak. Banyak faktor
yang memungkinkan timbulnya hemangioma.
c.
Tanda
dan Gejala
Tumor yang berada dekat permukaan kulit disebut
hemangioma superficial. Kerap terlihat pola merah terang yang timbul, adangkala
dengan permukaan bertekstur (kadang disebut hemangioma stroberi). Vena yang
menyebar dari tumor juga bisa terlihat di bawah kulit. Saat hemangioma mulai
menyusut, warnamerah akan memudar. Bekas warna akhir itu umumnya akan hilang
saat anak berusia 7 tahun. hemangioma yang muncul pada lapisan kulit lebih
bawah, disebut hemangioma dalam. Terlihat seperti lebam atau kebiru-biruan atau
malah tidak tampak sama sekali. Biasanaya terlihat pada saat anak berusia 2-4
bulan. Hemangioma congenital berbeda dengan jenis yang sering muncul setalah
lahir.
d.
Patofisiologis
Hemangioma superficial dan dalam, mengalami fase
pertumbuhan cepat dimana ukuran volume bertambah secara cepat. Fase ini diikuti
dengan fase istirahat, dimana perubahan hemangioma sangat sedikit, dan fase
involusi, hemangioma dapat hilang dapat hilang tanpa bekas.
Hemangioma
kavernosa yang besar mengubah kulit sekitarnya, dan meskipun fase involusi
sempurna, akhirnya meninggalkan bekas pada kulit yang terlihat. Beberapa
hemangioma kapiler dapat involusi lengkap, tidak meninggalkan bekas (Kantor,
2004; Lehrer, 2004; Hall, 2005).
e.
Klasifikasi
Pada dasarnya hemangioma dibagi menjadi 2 yaitu,
hemangioma kapiler dan hemangioma kavernosum. Hemagioma kapiler (superficial
hemangioma) terjadi pada kulit bagian atas, sedangkan hemangioma kavernosum
terjadi pada kulit yang lebih dalam, biasanya pada bagian dermis dan subkutis.
Pada beberapa kasus kedua jenis hemangioma ini terjadi secara bersamaan atau
disebut hemangioma campuran (Hamzah, 1999; Lehrer, 2003).
1) Hemangioma
kapiler
a) Strawberry
hemangioma (hemangioma simplek)
Hemangiom kapiler
terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari setelah lahir. Lebih sering
terjadi pada bayi premature dan akan menghilang dalam beberapa hari atau
beberapa minggu (Hall, 2005).
Tampak sebagai bercak
merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan
berbentuk lobular, berbatas tegas, dank eras pada perabaan. Involusi spontan
ditandai oleh memucatnya warna didaerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan
lebih mendatar (Kushner, 1999; Katz, 2002; Lehrer, 2003)
b) Granuloma
piogenik
Lesi ini terjadi akibat
proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena
proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya
soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada
bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma.
Mula-mula berbentuk
papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Bebrapa lesi dapat mencapai
ukuran satu cm dan dapat bertangkai, mudah berdarah (Worman, 1998; Hamzah,
1999).
2) Hemangioma
kavernosum
Lesi
ini tidak berbatas tegas, dapat berupa macula eritematosa atau nodus yang
berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan, akan mengepi dan cepat mengembung
lagi apalagi dilepas. Lesi terdiri dari elemen vascular yang matang. Bentuk
kavernosum jarang mengadakan involusi spontan .
Hemangioma kavernosum
kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan yang dalam, pada otot atau organ
dalam.
3) Hemangioma
campuran
Jenis
ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambarana
klinisknya juga terdiri dari atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar
ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat
terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna
merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat member gambaran
keratotik dan verukosa.
Lokasi hemangioma campuran pada lapisan kulit superficial dan dalam, atau organ
dalam.
f.
Diagnosis
Diagnosis hemangioma selain dengan gejala klinis,
juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang lain. Penggunaan teknik
pencitraan membantu dalam membedakan kelainan pembuluh darah dari beberapa
proses pembuluh darah yang agresif. Ultrasonografi dengan Doppler merupakan
cara yang efektif, karena tidak bersifat invasive dan dapat menunjukkan
gambaran aliran darah yang tinggi merupakan karakteristik dari hemangioma,
demikian dapat membedakan antara hemangioma dengan tumor solid.
Pada
penggunaan X-ray, hemangioma jenis kapiler, X-ray jarang digunakan karena tidak
dapat menggambarkan massa yang lunak, sedangkan pada hemangioma kavernosum
biasanya dapat terlihat karena terdapat area klasifikasi. Klasifikasi ini
terjadi karena pembekuan pada cavitas cavernosum (phleboliths). Isotop scan
pada hemangioma kapiler dapat menunjukkan peningkatan konsistensi dengan
peningkatan suplai darah, tapi cara ini jarang digunakan. Angiografi
menunjukkan baik tidaknya pembuluh darah juga untuk mengetahui pembesaran
hemangioma karena neo-vaskularisasi. Magnetic resonance imaging (MRI)
menunjukkan karakteristik internal dari suatu hemangioma dan lebih jelas
membedakan dari otot-otot yang akan disekitarnya.
Hemangioma
dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik. Pada kaus hemangioma dalam atau
campuran, CT scan atau MRI dapat dikerjakan untuk memastikan bahwa struktur
yang dalam tidak terlibat.
Diagnosis banding ialah terhadap tumor kulit lainnya,
yaitu limfangioma, lipoma, dan neurofibroma
g.
Komplikasi
1) Perdarahan
Komplikasi ini paling
sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya. Penyebabnya iaah trauma
dari luar atau rupture spontan dinding pembuluh darah karena tipisnya kulit
diatas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah di bawahnya terus tumbuh
2) Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa
nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan, dan sikatrik. Ulkus
merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat juga terjadi akibat rupture . Hemangioma kavernosa yang besar dapat diikuti dengan ulserasi
dan infeksi sekunder
3) Trombositopenia
Jarang terjadi,
biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira bahwa
trombositopenia disebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata kemudian bahwa
dalam jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit yang mengalami
sekuesterisasi.
4) Gangguan
penglihatan
Pada regio periorbital
sangat meningkatkan resiko gangguan penglihatan dan harus lebih sering di
monitor. Amblyopia dapat merupakan hasil dari sumbatan pada sumbu penglihatan
(visual eksis). Kebanyakan komplikasi yang terjadi adalah astigmatisme yang
disebabkan tekanan tersembunyi dalam bola mata atau desakan tumor ke ruang
retro bulbar. Hemangioma pada kelopak mata bisa
menganggu perkembangan penglihatan normal dan harus diterapi pada beberapa
bulan pertama kehidupan.
5) Masalah
psikososial
Dengan presentase yang
sangat kecil hemangioma bisa menyebabkan obstruksi jalan nafas, gagal jantung.
h.
Prognosis
Pada umumnya prognosis bergantung pada letak tumor,
komplikasi serta penagnan yang baik .
Hemangioma
kecil atau hemangioma superficial dapat hilang sempurna dengan sendirinya.
Hemangioma kavernosa yang besar harus dievaluasi oleh dokter, dan dapat
mendapat obat yang tepat .
i.
Penatalaksanaan
Apabila hemangioma berada di bagian tubuh vital.
Misalnya, menutupi sebagian mata atau mulut, sehingga mengganggu proses makan
dan penglihatan. Apabila sudah demikian keadaannya, mau tidak mau dokter harus
bertindak. Pada kondisi seperti itu biasanya dokter memberikan kortikosterois
untuk mempercepat proses resolusi. Dulu penanganannya dilakukan dengan cara
menaruh tekan es kering pada hemangioma ersebut. Namun, cara itu mengakibatkan
munculnya luka. Hemangioma pun dapat menjadi cukup berbahaya, meskipun
persentasenya sangat kecil. Yakni, bila sampai muncul di berbagai organ tubuh.
Seperti hati, usus, organ pernapasan, bahkan otak. Gangguan yang dapat
diakibatkan diantaranya gangguan pernapasan, pencernaan, dll
Sakit
kuning bisa jadi pertanda hemangioma pada hati, darah di feses dapat menjadi
indikasi hemangioma di usus, sedangkan batuk disertai sesak napas merupakan
sinyal adanya hemangioma di organ pernapasan. Hemangioma di bagian dalam tubuh
dapat muncul pada anak yang disebut hemangiomatosis alias memiliki beberapa
hemangioma. Jadi, apabila ada seorang anak yang memiliki tiga hemangioma, ia
perlu mendapatkan pemeriksaan lebih komprehensif. Biasanya akan dipergunakan
ultrasonografi untuk memeriksa seluruh tubuhnya, untuk memastikan apakah
terjadi luka di dalam tubuhnya.
3. MUNTAH dan GUMOH
a. Definisi Muntah
Muntah adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi lambung yang
terjadi setelah makanan masuk lambung agak lama, disertai kontraksi lambung dan
abdomen.Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin mengalami muntah
lender, bahkan kadang di sertai sedikit darah. Muntah ini tidak jarang menetap
setelah pemberian ASI atau makanan, keadaan tersebut kemungkinan di sebabkan
karena iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang tertelan selama proses
persalinan.
b. Etiologi
Muntah dapat
disebabkan karena berbagai hal seperti berikut ini.
1.
Kelainan congenital. Pada saluran percernaan, iritasi
lambung, atresia esophagus, hirschprung, tekanan itrakranial yang tinggi.
2.
Infeksi pada saluran pencernaan
3.
Cara pemberian makan yang salah
4.
Keracunan
c. Komplikasi Komplikasi
Terjadinya
muntah adalah sebagai berikut:
1.
Dehidrasi atau alkalosis karena kehilangan cairan
tubuh atau elektrolit.
2.
Ketosis karena tidak makan dan minum.
3.
Asidosis yang di sebab adanya ketosis yang dapat
berkelanjutan menjadi syok bahkan sampai kejang.
4.
Ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva, rupture
esofagus, aspirasi, yang di sebabkan karena muntah sampai hebat.
d. Patosifiologi
Muntah
terjadi ketika anak atau bayi menyemprotkan isi perutnya keluar, terkadang
sampai seluruh isinya di keluarkan. Pada bayi, muntah sering terjadi minggu –
minggu pertama. Hal tersebut merupakan reaksi spontan ketika isi lambung di
keluarkan dengan paksa melalui mulut. Refleks ini di koordinasikan di medula
oblongata. Muntah dapat di kaitkan dengan keracunan, penyakit saluran
pencernaan, penyakit intracranial, atau toksin yang di hasilkan oleh bakteri.
Sifat Muntah
1.
Keluar cairan terus – menerus, hal ini kemungkinan di
sebabkan oleh obstruksi esofagus.
2.
Muntah proyektil, hal ini kemungkinan di sebabkan oleh
stenosis pylorus (suatu kelemahan pada katup di ujung bawah lambung yang
menghubungkan lambung dengan usus 12 jari yang tidak mau membuka).
3.
Muntah hijau kekuning – kuningan kemungkinan akibat
obstruksi di bawah ampula vateri.
4.
Muntah segera setelah lahir dan menetap, kemungkinan
adanya tekanan intracranial yang tinggi atau obstruksi pada usus.
e. Penatalaksanaan
1. Kaji
faktor penyebab dan sifat muntah.
a.
Jika terjadi pengeluaran cairan terus – menerus,
kemungkinan di karenakan obstruksi esofagus.
b.
Jika terjadi muntah berwarna hijau kekuning –
kuningan, maka katup di curigai adanya obstruksi di bawah apula vateri.
c.
Jika terjadi muntah proyektil, maka harus di curigai
adanya stenosis pylorus.
d.
Jika terjadi segera setelah lahir kemudian menetap,
maka kemungkinan terjadi peningkatan tekanan intracranial.
2. Berikan
pengobatan yang bergantung pada faktor penyebab.
3. Ciptakan
suasana tenang.
4.
Perlakukan bayi dengan baik dan hati – hati.
5. Berikan
diet yang sesuai dan tiddak merangsang muntah.
6. Berikan
antiemetik jika terjadi reaksi simptomatis.
7. Rujuk
segera.
GUMOH
a.
Definisi
Gumoh
Gumoh adalah
keluarnya kembali sebagian kecil isi lambung setelah beberapa saat setelah
makanan masuk ke dalam lambung. Muntah susu adalah hal yang biasa terjadi,
terutama pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini tidak akan menggangu
pertumbuhan berat badan secara signifikan. Gumoh biasanya terjadi karena bayi
menelan udara pada saat menyusu.
b.
Etiologi
Penyebab
terjadinya gumoh adalah sebgai berikut :
1.
Bayi sudah merasa kenyang.
2.
Posisi salah saat menyuusui.
3.
Posisi botol yang salah.
4.
Tergesa – gesa saat pemberian susu.
5.
Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan.
c.
Patofisiologi
Pada keadaan
gumoh, biasanya lambung sudah dalam keadaan terisi penuh, sehingga terkadang
gumoh bercampur dengan air liur yang mengalir kembali ke atas dan keluar
melalui mulut pada sudut – sudut bibir. Hal tersebut di sebabkan karena otot
katup di ujung lambung tidak bisa bekerja dengan baik. Otot tersebut seharusnya
mendorong isi lambung ke bawah. Keadaan ini dapat juga terjadi pada orang
dewasa dan anak – anak yang lebih besar. Kebanyakan gumoh terjadi pada bayi di
bulan – bulan pertama kehidupannya.
d.
Pentalaksanaan
1.
Perbaiki teknik menyusui.
2.
Perhatikan susu botol saat pemberian susu.
3.
Sendawakan bayi setelah di susui.
4.
Lakukan teknik menyusui yang benar, yaitu bibir
mencakup seluruh putting susu ibu.
4.
ORAL
TRUSH
a.
Pengertian
Oral
trush ( sariawan ) adalah lapisan atau bercak-bercak putih kekuningan yang
timbul di lidah yang mungkin dikelilingi oleh daerah kemerahan. Apabila lapisan
atau bercak ini dicoba dibersihkan atau diusap, maka dapat terlepas, namun
meninggalkan daeah kemerahan yang mudah berdarah. Bentuk sariawan akan terlihat
seperti vesikel atau bulatan kecil. Warnanya putih atau kekuningan. Mula-mula
berdiameter 1-3 mm. Kemudian berkembang berbentuk selaput. Jika selaputnya
mengikis, maka akan terlihat berbentuk seperti lubang/ulkus. Besarnya sariawan
tetap, tidak membesar, melebar, atau menjaar seperti halnya bisul.
b.
Gejala
Biasanya
para ibu sulit melihat tanda-tanda sariawan pada bayi, karena ia belum bisa
bicara sehingga tidak bisa mengungkapkan rasa sakitnya. Umumnya gejala yang
muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40o celcius. “ bayi pun
banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia akan
rewel. Tak mau makan atau makan dimuntahka, tak mau susu botol bahkan ASI, dan
gelisah terus. Mulut pun berbau, biasanya karena kuman atau jamur.
c.
Etiologi
Penyebab oral trush yang terjadi pada
neonatus dan bayi biasanya karena hal sebagai berikut :
1) Makanan
atau minuman panas
Mulut
bayi belum sekuat orang dewasa. Jadi hati-hati saat membuatkan makanan/minuman
bagi si kecil. Selalu periksa keadaan suhunya masih panas atau sudah cukup
hangat untuk diterima mulut mungilnya. Justru anggapan bahwa susu yang memancar
terlalu kencang dari botol bisa memicu terjadinya sariawan tidak tepat. Kecuali
jika susu tersebut bersuhu tinggi. Jadi penyebabnya bukan kekuatan pancarannya
tapi, sekali lagi, karena suhu yng panas.
2) Traumatik
Yang
dimaksud traumatik disini mulut anak terluka oleh sesuatu entah karena gusinya
tergigit atau terkena gesekan dot yang terlalu keras. Seperti yang sudah
disinggung, kejadian luka pada gusi bayi bisa berkaitan dengan ketidaknyamanan
bayi akibat giginya yang baru tumbuh. Antisipasinya, coba berikan ia teether (
mainan khusus untuk digigit-gigit ) sehingga rasa tidak nyamannya dapat berkurang.
Gesekan dot yang brkontur agak kasar dan terbuat dari karet yang keras juga
memungkinkan munculnya sariawan. Jadi sebaiknya gunakan dot yang dibuat dari
bahan lunak dan lentur seperti silikon.
3) Zat
kimia
Pemakaian
obat-obatan yang terlalu lama umpamanya pada bayi yang harus mengonsumsi obat
untuk menyembuhkan vlek pada paru-parunya bisa memunculkan sariawan. Zat kimia
yang dikandung dalam obatbersifat asam. Bila tersisa di mulutbisa memicu
sariawan karena proses pengasaman akan mengundang datangnya bakteri. Untuk itu,
sedapat mungkin setelah meminumkan obat, minumkan bayi air putih sehingga
sisa-sisa obat tidak menempel di gusi maupun dinding mulut.
d.
Penatalaksanaan
Sebenarnya
dalam rentang 10-14 hari oral trush akan sembuh dengan sendirinya. Namun pada
bayi perlu penanganan segera karena oral trush (sariawan) dapat menimbulkan
gejala-gejala penyerta ( simtomatis ) yang membyatnya tidak nyaman. “ bila
tidak diobati, memang relatif tidak ada bahaya yang mengancam jiwa bayi.
Masalahnya, sariawan menimbulkan nyeri dan rasa tidak nyaman. Kalau tidak
ditangani, bayi jadi tidak mau makan. Belum lagi ia akan terus menerus rewel
karena nyeri dan perut kosong dan efek lanjutan inilah yang harus diantisipasi.
Pengobatan oral trush adalah memakai obat anti jamur, yang paling sering
digunakan adalah nysltin, yang berupa cairan yang diteteskan dimulut bayi empat
kali sehari.
5.
DIAPER
RUSH
a.
Pengertian
Diaper Rush ( Ruam popok ) adanya keluhan bintik
merah pada kelamin dan bokong pada bayi yang mengenakan pempers diakibatkan
oleh gesekan-gesekan kulit dengan pempers.
Salah satu penyakit kulit yang kerap menimpa bayi
dan balita adalah eksim popok ( diaper rush ).
Penyakit ini terutama disebabkan oleh belum sempurnanya fungsi kulit
bayi. Akibatnya sekitar 50% bayi yang
menggunakan diapers pernah menderita eksim popok dan kebanyakan bayi yang
menderita ruam, umumnya berumur 3-12bulan.
Diaper rush dapat berupa ruam yang terjadi didalam
area popok. Pada kasus ringan kulit
menjadi merah, dan pada kasus-kasus yang lebih berat mungkin terdapat rasa
sakit. Biasanya ruam terlihat pada
sekitar perut, kemaluan, dan didalam lipatan kulit pada paha dan pantat. Kasus ringan dapat menghilang dalam 3 sampai
4hari tanpa pengobatan.
b.
Faktor
Resiko
Sejumlah penyebab yang sifatnya kompleks
menjadi pemicu timbulnya eksim popok ( diaper rush ). Beberapa faktor penyebab yang di identifikasi
dan berperan menimbulkan ruam popok antara lain faktor fisik, kimiawi, enzimnya
dan mikroba. Menurutnya, kombinasi
berbagai tersebut menjadi penyebab utama terjadinya ruam popok pada kulit bayi
yang masih peka. Aneka faktor tersebut
berasal dari sejumlah hal yaitu:
1) Pemakaian
popok, pemakaian popok modern dengan kulit anak. Kotoran pantat dan cairan yang bercampur
menghasilkan zat yang menyebabkan peningkatan PH ( derajat keasaman ) kulit dan
enzim dalam kotoran. Tingkat keasaman kulit
yang tinggi ini membuat kulit lebih peka, sehingga memudahkan terjadinya iritasi
kulit.
2) Pemberian
susu formula ternyata juga memungkinkan bayi anda mengalami masalah ruam popok
lebih besar dibandingkan dengan ASI ( air susu ibu ) pada urin atau kotorannya
bayi anda. Ruam popok dapat disebabkan
noleh adanya riwayat alergi karena keturunan.
c.
Penyebab
1) Kebersihan
kulit yang tidak terjaga
2) Jarang
ganti popok setelah bayi atau anak kencing
3) Udara
atau suhu lingkungan yang terlalu panas atau lembab
4) Akibat
diare
5) Reaksi
kontak terhadap karet, plastik, deterjen
6) Kemudian
tidak boleh di bersihkan dan tidak boleh menggunakan sabun cuci tangan dan
dibilas sampai bersih dan dikeringkan.
d.
Etiologi
Kulit bayi lebih tipis dari orang dewasa. Disamping itu, ikatan sel pada kulitnya lebih
longgar, zat-zat dari luar sangat mudah masuk kedalam kulit. Karena tipisnya lapisan kulit bayi, berbagai
faktor dari luar, seperti kuman, bakteri, jamur, sangat mudah menginfeksi kulit
bayi yang tidak dilindungi. Ini juga
yang terjadi perih.
Perlindungan terhadap kesehatan kulit bayi harus
diutamakan dengan kelembaban alami kulit harus terjaga.
Kulit bayi mengandung sedikit lemak karena tingkat
keasamannya harus berkisar PH kulit, yaitu sekitar PH5. Asam berfungsi sebagai pelindung atau mantel
dari luar. Kalau basah, maka asam itu
akan luluh dan justru membuat kulit tak
terlindungi lagi.
Ada banyak hal yang bisa membuat kulit bayi menurun
fungsinya, selain menggunakan produk yang tak sesuai untuk kulit bayi, turunnya
fungsi kulit juga disebabkan oleh pengaruh lain dari dalam tubuh, seperti
alergi terhadap zat-zat tertentu.
Penggunaan popok kerap menimbulkan masalah kulit bayi, yaitu ruam popok
( diaper rush ) pada bayi atau anak yang mempunyai kulit sensitif. Iritasi bisa
terjadi karena urin.
e.
Tanda
dan Gejala
1) Iritasi
pada kulit yang terkena muncul sebagai crytaema
2) Crupsi
pada daerah kontak yang menonjol, sseperti pantat, alat kemaluan, perut bawah
atas.
3) Keadaan
lebih parah terdapat : pencipta, crythamatosa.
f.
Pencegahan
1) Jika
mengunakan popok dari kain, sebaiknya haruslah terbuat dari bahan katunn yang lembut. Janganlah terlalu ketat menggunakan diaper,
hal ini agar kulit bayi tidak tergeser.
2) Sebaiknya
perhatikanlah daya tampung dari diaper itu. Jika telah menggelembung atau
menggantung, segeralah tukar dengan dengan yang baru.
3) Cobalah
menghindari pemakaian diaper yang terlalu sering. Gunakanlah diaper disaat-saat yang
membutuhkan sekali.
4) Janganlah
ada sisa urine atau kotoran saat membersihkan kulit bayi karena kulit yang
tidak bersih akan sangat mudah mengalami ruang popok.
5) Jangan
lupa menggunakan sabun jika kulit bayi tertutup diaper terdapat merah dan
kasar.
6) Menganginkan
pantat bayi lebih lama sebagai salah satu
tindakan pencegahan.
7) Popok
harus sering diganti, mencegah pemaparan kulit krim sena dan minyak kastol
0,5-1 %
8) Gunakan
sabun bila bayi buang air besar setelah
itu, keringkan kulit dengan haduk lembut, beri bedak dan popok bisa di pasang lagi.
g.
Penatalaksanaan
1) Daerah
yang terkena diaper rush, tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan terbuka
dan tetap kering
2) Untuk
membersihkan kulit yang iritasi dan
menggunakan kapas yang mengandung minyak.
3) Segera
dibersihkan dan di keringkan bila anak kencing atau berak.
4) Tinja
pada kulitnya, karena itu popok modern (popok) lebih baik dipakai secara
bergantian dengan popok tradisional. Dengan demikian kulit bayi dapat diistirahatkan dari bersinggungan secara
ketat dengan urin atau tinja. Bintik kemerahan, lecet, dan kulit tampak merah dan basah. Ini karena urin dan tinja, terutamapada bayi
atau anak yang mempunyai riwayat alergi pada luarga. Iritasi memudahkan
terjadinya infeksi bateri atau jamur
5) Posisi
tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit atau daerah yang iritasi
6) Memperhatikan
kebersihan kulit dan membersihkan kulit secara keseluruhan
7) Pakaian
atau celana yang basah oleh air kencing ataupun tinja harus direndam di dalam
air di campur acidum boricun.
BAB II
TINJAUAN KASUS
I.
Pengumpulan
Data
A.
Identitas
Nama Bayi : By Ny.R
Umur Bayi : 5hari
Tanggal/jam lahir : 11 maret 2014
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Ibu : Ny.R Nama Suami :Tn.
J
Umur : 23 thn Umur :25 thn
Suku Kebangsaan : Jawa Suku
Kebangsaan : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Wiraswasta
Alamat Rumah :Perum Alamat
Rumah : Perum
Telp : - Telp :08131231xxxx
Alamat Kantor : - Alamat
Kantor : -
Telp : - Telp : -
B.
Anamnesa
( Data subjektif )
Pada tanggal :18 Maret 2014 Pukul : 15.30 WIB
1. Keluhan :
2. Riwayat
Kehamilan
a. Pemeriksaan
selama kehamilan
Trimester I : Frekuensi :
2kali
Keluhan :
mual dan muntah
Trimester II : Frekuensi :
2 kali
Keluhan : T.A.K
Trimester III:
Frekuensi : 3 kali
Keluhan : sesak nafas
b. Riwayat
Penyakit Kehamilan
·
Pendarahan : tidak ada perdarahan
·
Pre-eklampsi : tidak ada pre-eklampsi
·
Eklampsi :
tidak ada eklampsi
·
Penyakit Kelamin : tidak ada penyakit kelamin
·
Lain-lain : tidak ada
c. Kebiasaan
Sewaktu Hamil
·
Makan sehari-hari : nasi, ayam, tempe dan sayur.
·
Obat-obatan/jamu : tidak ada
·
Merokok :
tidak ada
·
Minuman Alkohol : tidak ada
·
Lain-lain : tidak ada
3. Riwayat
Persalinan Sekarang
a. Jenis
Persalinan : Normal
b. Usia
Persalinan : 39 minggu 4
hari
c. Penolong
Persalinan : Bidan
d. Lama
Persalinan : 16 jam
e. Ketuban
Pecah : pukul 08.00 wib,
banyaknya : 750 cc
f. Plasenta : utuh
g. Komplikasi
Persalinan
· Ibu : Tidak ada
· Bayi : tidak ada
h. Keadaan
bayi baru lahir : Normal
|
Tanda
|
0
|
1
|
2
|
Jumlah
|
I
|
Warna
|
Biru
|
Tubuh
Kemerahan, tangan dan kaki biru
|
Kemerahan
|
2
|
|
Frekuensi
jantung
|
Tidak
ada
|
<
100 x
|
>
100 x
|
2
|
|
Usaha
nafas
|
Tidak
ada
|
Lambat,
tidak teratur
|
Menangis
aktif
|
2
|
|
Tonus
otot
|
Lumpuh
|
Ekstremitas
fleksi sedikit
|
Gerakan
aktif
|
2
|
|
Refleks
|
Tidak
bereaksi
|
Gerakan
sedikit
|
Menangis
|
2
|
Jumlah
|
10
|
||||
II
|
Warna
|
Biru
|
Tubuh
Kemerahan, tangan dan kaki biru
|
Kemerahan
|
2
|
|
Frekuensi
jantung
|
Tidak
ada
|
<
100 x
|
>
100 x
|
2
|
|
Usaha
nafas
|
Tidak
ada
|
Lambat,
tidak teratur
|
Menangis
aktif
|
2
|
|
Tonus
otot
|
Lumpuh
|
Ekstremitas
fleksi sedikit
|
Gerakan
aktif
|
2
|
|
Refleks
|
Tidak
bereaksi
|
Gerakan
sedikit
|
Menangis
|
2
|
Jumlah
|
10
|
Resusitasi
Penghisapan lender : tidak dilakukan
Rangsangan : ya
Ambu : tidak dilakukan
Massage jantung : tidak dilakukan
Intubasi endotracal : tidak dilakukan
Oksigen : tidak
dilakukan
Terapi : tidak dilakukan
Keterangan : tidak dilakukan
C.
Pemeriksaan
Fisik ( Data Objektif )
1. Keadaan
umum : baik
Kesadaran : compos mentis
2. Tanda-tanda
vital
a. Heart
rate : 120x / menit
b. Pernafasan : 46 x / menit
c. Suhu : 36,5oC
3. Pemeriksaan
antropometri
a.
Berat Badan Lahir : 3500 kg
Berat
badan saat ini : 3650 kg
b.
Panjang Badan : 52 cm
c.
Lingkar Kepala : 32 cm
d. Lingkar
Dada : 34 cm
e. Lingkar
Lengan Atas : 7 cm
4. Pemeriksaan
fisik secara sistematis
a. Kepala
Bentuk kepala simetris.
Moulage O, Suksedaneum tidak ada, UUB dan UUK datar
b. Muka
Bentuknya proporsional
dengan kepala
c. Mata
Bentuk mata simetris,
pupil normal, sclera berwarna putih, konjungtiva merah muda, strabismus tidak
ada
d. Telinga
Posisi smetris kiri dan
kanan, bersih, terdapat satu lubang pada masing- masing telinga, kartilago
menggantung
e. Hidung
Bentuk simetris,
pernapasan cuping hidung tidak ada, keadaan bersih.
f. Mulut
Bentuk simetris, palatum
nornal, reflek hisap baik, bibir lengkap atas/bawah, gusi normal, warna bibir
merah muda.
g. Leher
Pembesaran vena
jugularis tidak ada pembesaran, pergerakan leher dapat bergerak ke kanan dan ke
kiri.
h. Dada
Simetris kiri dan
kanan, mamae ada.
i.
Bahu, lengan dan tangan
Tidak ada fraktur,
tangan kanan dan kiri sama panjang
j.
Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada
pembesaran dan benjolan.
k. Genetalia
Lengkap terdapat
terdapat dua lubang, labia mayora menutupi labia minora.
l.
Kaki dan tungkai
Tidak ada fraktur,kanan
dan kiri sama panjang
m. Punggung
Tidak ada odeme, tidak
ada spina bifida
n. Anus
Tidak sumbatan.
o. Kulit
Terdapat vernik
kaseosa, terdapat rambut lanugo
5. Refleks
Refleks Rooting : positif
Refleks sucking : positif
Refleks tonick neck : positif
Refleks graphs : positif
Refleks moro : positif
Refleks stapping : positif
6. Eliminasi
a. Miksi : ± 6 kali
Warna : kekuningan
Lain-lain : tidak ada
b. Mekonium : ±2 kali
Warna : kecoklatan
Lain-lain : tidak ada
7. Pemeriksaan
Penunjang/Laboratorium
Tidak di lakukan
Sidik
Telapak Kaki Kiri Bayi
|
Sidik
Telapak Kaki Kanan Bayi
|
|
|
Sidik
Jempol Tangan Kiri Ibu
|
Sidik
Jempol Tangan Kanan Ibu
|
|
|
II.
Interpretasi
Data
Diagnosa : By Ny.R, usia 5hari,
neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan dengan diape rush
Dasar :DS
: Ibu melahirkan spontan pervaginam pada tanggal 11 Maret 2014 pukul: 09.45
wib.
DO : Bayi lahir tanggal 11 Maret 2014,
tanda-tanda vital :
suhu
: 36,5°C, nadi : 120 x/menit, pernapasan : 46 x/ menit.
BB
: 3500 gr, PB : 50 cm,
Masalah : Ibu mengatakan bayinya rewel dan
susah tidur dan nampak bintik merah pada daerah kemaluan dan bokong
Kebutuhan :
III.
Antisipasi
Diagnosa dan Masalah Potensial
Tidak ada
IV.
Identifikasi
Kebutuhan akan Tindakan Segera atau Kolaborasi
Tidak ada
V.
Merencanakan
Asuhan yang Menyeluruh
1. Pastikan
ibu mengganti popok setiap kali basah. Supaya permukaan tidak dalam permukaan
lembab / basah.
2. Anjurkan
ibu untuk membasuh pantat bayi dan mengeringkannya. Untuk mencegah terjadinya
iritasi pada kulit bayi.
3. Anjurkan
ibu lepaskan popok dan membiarkan kulitnya terkena angin. Untuk mempercepat
penyembuhan ruam popok.
4. Berikan
perawatan ruam popok dengan tepat dan tindakan kontrol infeksi. menyiapkan
jaringan baru dan menurunkan infeksi.
5. Pantau
kondisi luka yang terjadi akibat ruam popok. memberikan informasi dasar tentang
keb penanaman kulit.
6. Bersihkan
daerah luka dengan cepat.
7. Atur
Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit atau daerah yang iritasi
VI.
Pelaksanaan
1. Memastikan
ibu mengganti popok setiap kali basah. Supaya permukaan tidak dalam permukaan
lembab / basah.
2. Menganjurkan
ibu untuk membasuh pantat bayi dan mengeringkannya. Untuk mencegah terjadinya
iritasi pada kulit bayi.
3. Menganjurkan
ibu lepaskan popok dan membiarkan kulitnya terkena angin. Untuk mempercepat
penyembuhan ruam popok.
4. Memberikan
perawatan ruam popok dengan tepat dan tindakan kontrol infeksi.
5. Memantau
kondisi luka yang terjadi akibat ruam popok. menyiapkan jaringan baru dan
menurunkan infeksi.
6. Membersihkan
daerah luka dengan cepat.
7. Mengatur
posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit atau daerah yang iritasi
VII.
Evaluasi
1. Ibu
telah mengerti untuk mengganti popok setiap kali basah. Supaya permukaan tidak
dalam permukaan lembab / basah.
2. Ibu telah membasuh pantat bayi dan
mngeringkannya. Untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit bayi.
3. Ibu
telah mengerti untuk melepaskan popok dan membiarkan kulitnya terkena angin.
Untuk mempercepat penyembuhan ruam popok.
4. Ibu
telah mengerti perawatan ruam popok dengan tepat dan tindakan kontrol infeksi.
menyiapkan jaringan baru dan menurunkan infeksi.
5. Ibu
mengerti untuk memantau kondisi luka yang terjadi akibat ruam popok. memberikan
informasi dasar tentang keb penanaman kulit.
6. Ibu
bersedia membersihkan daerah luka dengan cepat.
7. Ibu
bersedia mengatur posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit atau
daerah yang iritasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar